Dari segi bahasa, hadroh terambil dari kata hadhoro – yuhdhiru –
hadhron – hadhrotan yang berarti kehadiran, namun didalam istilah
kebanyakan orang hadhroh ini di artikan sebagai irama yang di hasilkan
oleh bunyi rebana.
Dari segi istilah/definisi, hadhroh menurut tasawuf adalah suatu metode
yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke “hati”, karena orang yang
melakukan hadhrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran
Allah yang senantiasa hadir dan senantiasa meliputi, pada asalnya
hadhroh ini merupakan kegiatan para sufi yang biasanya melibatkan
seruan atas sifat – sifat Alloh yang maha hidup ( Al-Hayyu ), dapat
dilakukan sambil berdiri, berirama dan bergoyang dalam kelompok-
kelompok. Sebagian kelompok berdiri melingkar, sebagian berdiri dalam
barisan, dan sebagian duduk berbaris atau melingkar, pria di satu
kelompok, dan wanita di kelompok lain yang terpisah. Kebanyakan tarekat
sufi mempraktikkan dzikrullah dengan berirama atau menyanyi, dengan
sekali-sekali menggunakan instrumen musik, terutama genderang. Musik
telah memasuki praktik tarekat sufi secara sangat terbatas, dan sering
untuk jangka waktu sementara di bawah tuntunan seorang syekh sufi. Di
anak-benua India, kaum sufi mendapatkan bahwa orang Hindu sangat
menyukai musik, sehingga mereka pun menggunakan musik untuk membawa
mereka ke jalan kesadaran-diri, dzikrullah dan kebebasan yang
menggembirakan. Maka walaupun peralatan musik digunakan untuk maksud
dan tujuan itu, namun pada umumnya mereka dianggap sebagai penghalang
yang tak perlu. Kebanyakan bait- bait yang dinyanyikan adalah mengenai
jalan rohani dan tak ada hubungannya dengan nyanyian biasa. Sering
merupakan gambaran tentang bagaimana membebaskan diri dari belenggunya
sendiri dan bagaimana agar terbangun. Jadi, nyanyian dan tarian sufi
merupakan bagian dari praktik menumpahkan kecemasan duniawi dan
menimbulkan kepekaan dalam diri dengan cara sama , (mendengar).
Dalam konteks sufi, sama' ini artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan musik atau nyanyian yang dimaksudkan untuk peningkatan rohani dan penyucian-diri. Tidak ada arti lain yang dikandung semua praktik ini selain menimbulkan suatu keadaan netral dalam diri sendiri dan pembukaan hati. Dan, tidak dilakukan demi hiburan sebagaimana musik biasa yang ritmis dan menggairahkan secara fisik. Tarian itu adalah untuk Allah, bukan untuk orang lain. Sering kita dapati bahwa bilamana seorang syekh sufi sejati tidak hadir, musik dan nyanyian tak dapat dikendalikan lagi dan melenceng dari tujuan yang diniatkan. Musik adalah alat, dan bila dipegang oleh orang yang tahu bagaimana menggunakannya, akan bermanfaat untuk tujuan yang diniatkan. Apabila sebaliknya maka ia bisa lepas kendali dan menyebabkan kerusakan. Kesimpulannya adalah hadhroh itu merupakan kegiatan/ praktik membuka jalan masuknya hidayah Alloh kedalam hati dengan jalan mandengarkan syair – syair religius atau keagamaan dengan diiringi alunan irama – irama yang di hasilkan oleh instrumen alat-alat musik terutama rebana.
(dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar